Rabu, 21 November 2012

0

Berbagi kisah Bu Nur

Posted in
Berbagi kisah bersama Ibu Nurmeiyati



Ketemu mantan wali siswa, he said: dia hrs bayar lebih dari 100 juta untuk bisa diterima jadi polisi. Dan ini bukan kali pertama kudengar seperti itu. Betul tidak sih demikian? Kalau betul, menyedihkan sekali INDONESIAku.



5 April 2011
Melihat lalu lintas di Canguk Magelang Selatan dari arah timur (Kab) tiap pagi, jadi ingat tulisan Cathie Draine dalam bukunya tentang Indonesia (1991) dalam topik Street Scene:''It does not matter how many white lines are painted on the road or how many lanes there should be-go with the flow''. Keadaannya masih sama dengan 20 tahun yang lalu ya? Garis putih sering dianggap tidak ada atau dianggap hiasan saja ya?

Banyak orang hanya mau mendengar apa yang ingin mereka dengar.


Banyak orang hanya mau membaca apa yang mereka percayai.

Banyak orang hanya mau memepercayai apa yang mereka ketahui.

Karena itu banyak orang lebih suka saling bicara, bergaul dan mengelompok dengan orang-orang yang sama dengan mereka sendiri, karena segala apa yang dia katakan dan kehendaki pasti akan diamini.

Beberapa saat lalu, dalam sebuah 'pembinaan' guru, seorang pejabat mengatakan: Bapak ibu guru itu bukan pemikir tapi pelaksana. Soal peraturan dan kebijaksanaan dari atas sudah dipikir oleh para ahlinya di atas sana. Bapak ibu hanya berkewajiban melaksanakan.


Sewaktu jaman orde baru dulu sudah sering dengar kalimat seperti ini. Sekarang ternyata masih berlaku. ?????


Cek kembali cara berpikir anda dan simaklah berikut ini:


Watch your thoughts, they become words.

Watch your words, they become your actions.

Watch your actions. they become habits.
Watch your habits, they become character.
Watch your character, it becomes your destiny.
(Frank O )
Cara berpikir anda akan menjadi kata-kata-> tindakan -> kebiasaan -> kepribadian -> nasip/ jalan hidup


What we are is entirely dependent on what we think. Therefore, the nobility of man's character is dependent on his"good" thoughts, actions, and words. At the same time, if he embraces degrading thoughts, those thoughts invariably influence him into negative words and actions.(Buddhist philosophy)

Ada pndapat, orang2 bodoh cenderung memilih sesama yg bodoh u dijadikan pemimpin. Apakah hal yg sama berlaku swkt pemilihan anggota DPR n pemimpin2 lain ya? Krn sebagian bsr rakyat Indo masih bodoh maka hasil pemilihan wakil2nya juga mengecewakan? Rakyat harus semakin pintar agar pintar juga memilih wakil rakyat dan presiden. Tapi u memintarkan perlu keputusan penguasa (yg juga pegang uang negar) saat ini u memfasilitasinya. Atau rakyat dibiarkan bodoh agar mereka yg bebal tetap terus terpilih?

Berita di koran, pasar Kliwon di Kudus terbakar Selasa dini hari 20 Sept '11. Semoga yang tertimpa selalu dalam lindungan Allah dan diberi kekuatan dan ketabahan. Dalam kurun 15-20 tahun terakhir ini ada banyak sekali kota yang mengalami kebakaran pasar. Herannya seringnya ada berita peristiwanya tapi tidak ada berita pelaku yang dinyatakan bersalah. Atau mungkin memang semuanya kecelakaan atau bencana alam atau tidak diberitakan? Kota Magelang (Kebonpolo dan Rejowinangun (2008), Wonososbo, dan kemarin Kudus? Kota apa lagi ya yang pernah mengalami?

Saya tidak mengerti kenapa ada orang yang suka pasang foto orang lain (artis, penyanyi, dsb) untuk profil FB, ngaku kuliah di universitas ini dan itu, ngaku berasal dari kota tertentu yang berbau luar negeri seperti Amrik atau Eropa. Bayangkan apabila nama dan foto anda juga digunakan untuk orang lain : sukakah? Bagaimana bila orang ingin kenalan dengan anda karena tertarik dengan data profil (yang palsu) dan tahunya benar karena teman2 FB nya juga nampak bisa dipercaya: menipu kan?

Apa sikap orang saat membuat kesalahan? Seorang yang rendah hati dan berjiwa besar akan minta maaf bahkan meski pada yang lebih muda atau anak buahnya, Orang yang angkuh akan enggan minta maaf. Orang yang berhati ja...t tidak mau minta maaf dan bahkan untuk menutupi kesalahannya akan ganti menyalahkan yang tidak salah. Orang yang pemalu dan penakut akan malu minta maaf tapi mau merubah diri tidak melakukan kesalahan lagi. Orang yang tidak punya harga diri akan minta maaf namun akan berulang kali melakukan kesalahan yang sama dan berulang kali pula minta maaf. Nah termasuk tipe yang manakah anda?

There was a very cautious man


who never laughed or cried.

He never risked, he never lost,

he never won nor tried.
And when one day he passed away
his insurance was denied.
for since he never really lived,
they claimed he never died




(Denis Waitley, "Opportunities Missed" Being the best ) : from Empires of the Mind, page 2010)



Arsitektur selalu menjadi detektor (yang mendeteksi/ menemukan) yang tidak pernah bohong, merekam dan mensinyalkan kedaan diri suatu bangsa. (YB Mangunwijaya dalam Burung-burung Manyar yang terbit pertama kali tahun 1981 - halaman 199). 



Arsitektur adalah seni atau ilmu mendesain atau membangun gedung-gedung. Apakah desain gedung2, jalan, tempat2 umum dan fasilitas lainnya di suatu kota teratur atau semrawut menunjukkan watak bangsa itu.


Be nice to other people. Don't be selfish. But don't forget to be nice to yourself, too. 


(Berbaik hatilah pada orang lain. Jangan egois, Tapi jangan lupa, berbaik hati jugalah pada dirimu sendiri. )


Memiliki siswa patuh, penurut, dan taat pada peraturan senang juga karena tidak perlu terlalu menguras tenaga. Namun memiliki siswa yang mampu membela dirinya saat dianggap salah oleh guru padahal sebetulnya tidak kemudian mampu menyampaikan dengan kata2 yang cerdas, logis serta santun juga amat membanggakan. Itulah yang namanya asertif.



Guru perlu membantu siswa dengan memberikan latihan agar s

iswa mampu bersikap asertif: agar mereka mampu menghadapi perlakuan yang bersifat tidak adil, penindasan, pemerasan, pelecehan dsb dari siapa pun dengan cara yang cerdas dan tepat tapi berhasil kesampaian maksudnya. Salah satu hal penting yang perlu dipelajari adalah bahasa (bahasa Indonesia atau apa pun): penguasaan kosakata dan formulasi kalimat2 tertentu seperti kalimat untuk bertanya, kalimat untuk mengatakan 'tidak" yang jitu dsb sangat penting dikuasai.

Saat bicara tentang berita di Kompas tentang hasil uji kompetensi guru yang rata2 nya hanya 35, seorang rekan guru yang muda komentar : coba yang sudah lolos sebagai guru profesional dan dapatkan tunjangan sertifikasi suruh ngerjakan soal bisa apa tidak? 



Hehe.... jangan deh, uji kompetensi yang ini saja konon sudah diprotes oleh PGRI. Lebih baik jangan ada tes, daripada ketahuan kalau guru -guru

 di Indonesia .... para menteri (untung Mendikbud Bapak Muh Nuh tetap bicara jujur) dan pejabat lainnya pada malu. Indonesia harus kelihatan hebat, guru-gurunya juga harus kelihatan hebat, so never ada tes kompetensi yang berlaku untuk semua guru. Kalau pun ada soalnya perlu dibagikan secara rahasia dulu atau pengawasan waktu pelaksanaan tes harus tidak ketat. 


Jangan sampai memalukan alias buka rahasia negara. Seperti pekik nasionalisme yang diajarkan kepada para siswa Indonesia sejak jaman dulu kala sampai sekarang , ....bangga Indonesia tanah airku, apa pun yang terjadi aku tetap bangga : Indonesia Jaya.


`Pengadilan Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) Semarang kembali memutus bebas terdakwa korupsi. Kali ini giliran bupati Sragen, Untung Sarono Wiyono. Majelis hakim yang diketuai LILIK NURAINI dengan anggota Asmadinata dan Kartini Juliana Marpaung membebaskan Untung dari seluruh dakwaan jaksa. Untung dinilai tidak terbukti terlibat korupsi APBD Sragen senilai Rp. 11,2 millar. Ini kali ke 5 Pengadilan 
Tipikor Semarang MEMBEBASKAN TERDAKWA. Sementara bagi LILIK NURAINI, ketua majelis hakim, vonis bebas adalah yang keEMPAT kalinya diberikannya.
Ke 5 kasus itu adalah:



1. Korupsi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan On-Line Cilacap (ketua majelis hakim : Noor Edyono)




2. Korupsi dana ganti rugi lahan pengganti TOL Semarang-Solo di Jatirunggo, 12,1 Millar




3. Korupsi Bank Jateng : Rp 39 millar




4. Suap Bupati Kendal Hendy Boedono : Rp13,5 millar




5. Korupsi APBD 11,2 millar

No 2-4 diketuai oleh ibu LILIK NURAINI. Dan semua tuntutan tidak ada yang lebih dari 500 juta rupiah.Kurun waktu vonis Oktober 2011-21 Maret 2012. (Sumber : Suara Merdeka, Kamis 22 Maret 2012). 




Ho ho......percayakah anda pada institusi pengadilan? Heran, sering sekali ada berita korupsi tapi kok tidak pernah ada pelakunya ya?


Bantuan dan perlindungan kepada rakyat kecil, si miskin dan anak kecil semestinya perlu didasarkan atas bantuan dan perlindungan agar mereka mampu menolong diri mereka sendiri dan bukan terus menerus hidup atas permintaan bantuan. 



Seperti apakah bentuknya? Dalam konteks kehidupan bernegara, tugas (PR) pemerintah, DPR dan seluruh orang yang digaji dengan pajak rakyat dan kekayaan negara (minyak, listrik, air dan hasil bumi lainnya) yang wajib menemukan jawabannya. Karena, bukankah untuk itulah rakyat rela menggaji mereka - sesuai bidang tugas masing2 dan semakin banyak makan gaji kontribusinya haruslah lebih tinggi.


Saat suatu bangsa atau negara menyatakan keadaan bangsanya yang rusak atau ketinggalan, saat itu sebetulnya keadaan sudah sangat parah. Terlebih bila tidak segera menyadari apa yang menyebabkan kerusakan. Seperti orang sakit yang salah didiagnosa oleh seorang dokter. Obat dan perawatannya pun tentu akan salah. Sakitnya A tapi obatnya untuk penyakit B. Bisa dibayangkan apa yang terjadi. Dan saat it
u mungkin orang2 yang andil dalam membuat kerusakan negara dan bangsa sudah meninggal atau jompo.



Lalu siapa yang menanggung akibatnya? Generasi muda. Lalu bagaimana kalau generasi mudanya juga sudah terkontaminasi penyakit dan bahkan semakin parah? 




Karena itu sangat perlu pendidikan yang akan membuat generasi muda kritis dan memiliki kesadaran tentang siapa dan bagaimana dirinya, bangsanya : apa kelebihan dan kekurangannya kemudiaan mengembangkan diri menjadi lebih baik, bukan sekedar kebanggan buta yang "ditanamkan" (cuci otak) para generasi pendahulunya. Atau sudah puaskah kita dengan keadaan bangsa kita ini? Korupsi yang meraja lela, rendahnya kepercayaan rakyat pada insitusi pengadilan yang seharusnya menciptakan rasa keadilan, ketidakpercayaan rakyat mengenai 'kemana uang pajak yang kubayarkan dan digunakan apa pajak yang sudah terkumpul", ketidakpercayaan masyarakat pada institusi POLRI , dan hasil sistim pendidikan bagi anak2 mereka. Parahnya lagi rakyat juga dikhianati oleh wakilnya : lihat tingkah kolektif DPR yang sering idak tahu malu. Dan kemudian sebagian rakyat yang juga sering memaksakan kehendak pada rakyat kecil lain.


Saat seorang guru mengatakan pada para siswanya untuk saling bekerjasama atau memberikan bantuan pada teman- temannya yang kurang pandai saat ujian nasional (UN) atau dengan cara apa pun yang tidak jujur, pada saat itu dia sedang merusak moralitas siswanya. Saat si anak sudah besar kelak, dia pasti akan mengingat gurunya sebagai pembohong dan tidak akan mengenang sang guru dengan penuh rasa hormat
. Namun yang jauh lebih parah adalah saat sang anak sampai dewasa menganggap (mungkin mereka tidak sempat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi atau yang lebih 'beradab") bahwa apa yang dikatakan / dilakukan gurunya benar. Saat itulah tanda ajaran untuk menghalalkan segala cara, kebohongan dan mentalitas rekayasa sudah tertanam pada si anak yang mungkin sudah jadi pejabat, polisi, TNI, PNS, pegawai pajak, hakim, jaksa, guru (yang pasti akan bertindak sama pula pada para siswanya kini) ..... generasi yang menganggap rekayasa, pencurian berupa korupsi, bohong pada publik adalah biasa, seperti yang ditanamkan oleh sang guru dulu.

Beberapa orang Indonesia mengeluh tentang situasi negeri ini : yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Lalu salahkah? Tentu saja tidak. Dengan menjadi kaya semakin banyak kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan sekaligus mungkin semakin mampu berkarya dan kalau mau semakin mampu membantu orang lain menjadi warga yang mandiri. Bukankah orang kaya juga punya hak yang sama dengan o
rang miskin?
yang jadi masalah adalah, kekeyaannya harus diperoleh dengan jalan yang benar.



Jangan menjadi kaya dengan mencuri kekayaan negara seperti korupsi atau dengan cara merusak negara seperti menerima suap, memperjualbelikan wewenang yang sebetulnya dipegangnya sebagai wakil negara yang dipercayakan rakyat (dan dia sebetulnya hanyalah orang yang dibayar rakyat, bukan pemilik negara) seperti menjual segala macam perijinan dan merekrut pegawai PNS, TNI, POLRI dengan menerima pembayaran.


Walikota Tegal H Ikmal Jaya SE Ak menegaskan, Pemkot Tegal memberi kesempatan bagi siapa saja yang ingin membuka usaha di Kota Tegal. tetapi, usaha yang dilakukan hendaknya tidak mengganggu warga lain. Bila usaha tersebut ternyata menggannggu atau meresahkan warga lain, maka Pemkot tidak segan untuk menutup dan melarang usaha tersebut. Demikina disampaikan Wali KOta pada saat beraudiensi dengan pe
ngelola lembah filet dan sejum;lah elemen rakyat. "Prinsipnya Pemkot tegal mendukung usaha yang dilakukan masyarakat tapi jangan mengganngu masyarakat lain" tegasnya. 



"Kalau sekarang ada 16 usaha pengelola limbah filet yang dibuak, tapi dampaknya dikeluhkan masyarakat dan pelaku usaha lain seperti restoran, hotel, rumah sakit menjadi rugi, maka usaha tersebut akan ditinjau lagi" sebutnya. (Sumber : Suara Merdeka , Sabtu 14 April 2012)




Good job, pak wali. Begitulah tugas pemerintah. Meningkatkan iklim usaha tapi sekaligus melindungi hak warga lain. Kemudian bertindak, bahkan seandainya pun tidak ada laporan atau keluhan warga. Mencari nafkah/ penghasilan adalah hak, tapi orang lain juga berhak memiliki hak lingkungan yang bebas bau.


Tergelitik untuk bertanya. Indonesia yang berpenduduk sekitar 240 juta kan lebih dari 90 % nya (menurut sensus) beragama Islam. Banyak remaja dan orang dewasa yang 'berpacaran", baik dalam rangka untuk menikah atau pun tidak. Ada tidak sih pacaran yang Isami itu? Dan seperti apa?

Pertanyaan sulit. Jangan dibaca kalau anda tidak suka berpikir. Tunggulah jawaban atau komentar orang lain kalau anda terbiasa dan senang disediakan pilihan jawabannya seperti soal PG Ujian nasional. Jawablah dengan EGP kalau anda tidak suka hal-hal yang serius. 



Haruskah manusia menggunakan pikirannya? Seberapa pentingnya sih manusia perlu berpikir? Mana diantara berikut ini yang perlu diolah oleh otak dan/ atau hati anda lebih dulu sebelum anda terima: ajaran agama, tuntutan agama, kata-kata bijak, pendapat, pendekatan dan metode baru untuk melakukan sesuatu, pernyataan politik, peraturan, penjelasan guru tentang topik yang sedang dibahas (kalau dibahas) atau diceramahkan.


Ada orang berdoa, "Ya Tuhan, tolong pertemukanlah aku dengan si X" atau " Ya Tuhan, pertemukanlah aku dengan jodohku"



Mengapa perlu berdoa seperti itu? Tuhan maha kasih dan maha penuh pengertian. Dibekali manusia dengan akal , pikiran, dan hati untuk dilatih dan diasah agar manusia bisa bertahan hidup. Kalau ingin dipertemukan, mengapa tidak cari cara dengan segala daya agar bisa bertemu. Kadang, bahkan manusia tinggal membuat sebuah keputusan atas kesempatan yang sudah ada, dan tidak perlu mencari petunjuk melalui mimpi dsb. Menurut saya, cukup gunakan karunia Tuhan yang sudah ada : akal, pikiram, dan hati.


Banyak orang berkata bahwa orang pandai kalah dengan orang beruntung. Tapi saya rasa itu hanya berlaku untuk PNS atau polisi dan tentara, atau anggota DPR. Untuk menjadi PNS memang lebih banyak ditentukan keberuntungan. Beruntung pas kriteria tidak terlalu tinggi dan banyak dibutuhkan, beruntung pas model seleksinya belum teratur (tidak jelas), beruntung punya keluarga, beruntung bisa dibeli denga
n uang, dsb. Konon, setelah bekerja kriteria prestasi kerja juga sering tidak jelas lagi. Banyak orang yang menduduki jabatan juga karena 'keberuntungan" juga. Tapi akankah seperti itu berlaku selamanya?.



Untuk menjadi pegawai swasta seleksi lebih ketat. Harus betul2 pandai dan memiliki kompetensi. Apalagi untuk berwiraswasta/ berdagang/ bertani : keberuntungan juga ditentukan intuisi, logika, keterampilan berkomunikasi, kedisiplinan, dsb, dsb.




What do you think? Apa pendapat anda?


Dari sebuah page bernama I'm nothing without Allah saya temukan kalimat berikut ini. Apakah Allah punya musuh?



Ramadan Dua: DAY 25




ALLAH, on this day, make me among those who love Your friends, and hate Your enemies, following the way of Your last Prophet, O the Guardian of the hearts of the Prophets.




Please comment Ameen


A few moment ago, the full moon looked so beautiful. Above my head, the sky looked clear and calm. But there was thick even gray cloud below the moon and it formed a long line. I was walking home from buying 'bakso' with my son when I saw it and thought that it would be nice if I took a photo of it although my camera is not good enough to shoot an objects in long distances Unfortunetely I did not 
bring my camera with me. Just a few minutes after I got home, I went out to see the moon again. But it had totaly changed. In just no more than 10 minutes, the moon had been hidden in the dark clouds. The sky above was also not clear anymore.



So, a lesson today : do it as soon possible what you want to do. Otherwise you might not get a second chance.


If you cannot say something nice, say nothing at all.


(Spoken by Thumper in Bambi film. He just expressed something not nice to Bambi so his mom asked him to recite what his father always told him)




Yes, sometimes we utter silly things that will not give benefits to anyone, even to ourselves.


"Pimpinan dan warga Syiah di Kabupaten Sampang, Madura tak mau dipindahkan ke daerah lainnya. Realitas itu mengecewakan Menteri Agama (Menag) Suryadarma Ali (SDA)." (Suara Merdeka, 7 September 2012, 08:06)



Saya tidak mengerti dengan cara berpikir Menteri Agama Suryadarma, seperti juga banyak dari pemimpin negeri ini memecahkan masalah. 




Kalau setiap kali ada penganiayaan masal, entah itu karena 

sentimen keagamaan atau seperti pendapat para pejabat bahwa masalah pembunuhan dan pembakaran rumah terhadap warga Islam Syiah oleh warga Islam Sunni dipicu masalah keluarga, lalu KORBANNYA yang harus diSiINGKIRKAN dari tanah tumpah darahnya yang telah mereka tinggali sejak nenek moyang mereka, maka bisa dipastikan peristiwa serupa bakal terulang dan terulang lagi di daerah lain di seluruh pelosok negeri. Mengapa selalu korbannya yang disuruh pindah? (tengok lagi : korban pembantaian dan pembakaran rumah pada warga Ahmaddiyah di Bima oleh warga Islam yang ternyata sampai saat ini masih terbengkelai di pengungsian setelah sekian tahun, tengok lagi kasus pemaksaan pemindahan kebaktian gereja di Bogor yang dirusak warga Islam). Kasus Syiah Ini kan bukan masalah bencana alam yang tempat tinggalnya tidak bisa dihuni lagi. 



Mengapa bukannya akar permasalahan di selesaikan, orang yang menganiaya (meski jumlahnya banyak) tetap harius dihukum, bahkan meski seandainya harus memenuhi tempat tahanan (dan HARUS tidak ada polisi yang memanfaatkaan situasi dengan memeras pelaku kejahatan masal). Dan, korbannya berhak dilindungi. Kalau pemerintah mau bantu mengapa bukan membangun di tempat asal mereka dan lindungi keamanan mereka dengan dijaga polisi untuk beberapa saat. Kalau uang negara tidak banyak dimakan KORUPTOR, tentu ada anggaran untuk memfasilitasi keamanan mereka yang dimanfaatkan secara efisien, bukan untuk digerilya atau BANCAKAN masal.


Saat ini banyak orang Indonesia yang sedang emosi gara-gara diantaranya melihat video yang menunjukkan penguburan bayi Palestina yang meninggal karena serangan Israel. (perang dan pertikaian SELALU KEJAM bagi kedua belah pihak). Pertikaian antara Palestina dan Israel memang sangat rumit dan kompleks yang sudah berlangsung ratusan tahun bahkan ribuan tahun. Mereka saling usir dan gonta-ganti pemena
ngnya. Israel pernah menjadi bangsa tanpa negara. Dan pada abad ini nampaknya Israel kembali berjaya. Dan uniknya, pertikaian itu sampai ditulis dalam kitab-kitab agama, termasuk dalam kitab agama Islam. Jadi tambah runyam masalahnya, karena seolah menjadi manusia dari suatu bangsa tertentu mewarisi dosa dan kebencian dikarenakan tertulis dalam kitab SUCI.



Kalau begitu, mungkin orang yang tidak punya agama (yang dianggap pendosa) lebih bisa netral. Saat orang2 saat ini ribut akan jadi sukarelawan ke Palestina tiap kali ada korban yang diekspos (terutama korban wanita dan anak-anak yang memang selalu mengharukan naluri manusia), dia tidak perlu berdebar-debar harus membela pihak mana. Dia juga tidak perlu dianggap Amerika, hanya karena dia seorang Katulik atau Kristen. Saat ada perigatan pengeboman (yang juga biadab) terhadap gedung Wall Street Centre (yang bukan dalam keadaan perang) dia juga tidak perlu ragu-ragu membela siapa. Yang pasti apa yang terjadi di Palestina saat ini dan dulu kala, tragedi di Mali Afrika, pengeboman sebuah hotel di India, pengeboman Wall Street Centre di Amerika, penyerangan terhadap warga yang beragama Islam di Burma adalah TRAGEDI KEMANUSIAAN. Juga apa yang terjadi di Indonesia seperti pengeboman hotel Bali, pengeboman Hotel Mariot di Jakarta, pembunuhan warga Ahmmadiyah dengan cara biadab, pembunuhan warga Syiah di Sampang Madura, semuanya itu adalah TRAGEDI KEMANUSIAAN yang disebabkan oleh perasaan kepemilikan keagamaan. 




Mungkin semuanya itu tidak ada hubungannya dengan agama, tapi jelas agama telah dimanfaatkan untuk membangkitkan emosi.


All the world’s major religions, with their emphasis on love, compassion, patience, tolerance, and forgiveness can and do promote inner values. But the reality of the world today is that grounding ethics in religion is no longer adequate. This is why I am increasingly convinced that the time has come to find a way of thinking about spirituality and ethics beyond religion altogether.


(Dalai Lama)


“No belief or idea is sacred, unless it treats all people as sacred.” ~Bryant McGill


Without love and compassion, nothing is sacred




Tidak ada kepercayaan ataupun gagasan yang suci, kecuali jika kepercayaan itu memperlakukan semua manusia sebagai orang yang suci. Tanpa rasa cinta dan kasih sayang, tak ada yang suci. 




Bagaimana kepercayaan dan agama yang anda anut anda anggap suci bila karena agama dan kepercayaan yang anda anut itu membuat anda menganggap dan meperlakukan orang lain yang tidak melakukan kesalahan apapun pada anda dan terhadap manusia lain sebagai pendosa?


Someone may feel sad or restless because he/ she finds out that there is a problem. Happy is the one who never realizes that he/ she has a problem, even if he/she actually does. The best news of all is he/she can never have a brain damage. How can he/ she experience it if he/ she has no brain?

If it is a trade, a man offers love and money to get sex, while a woman offers sex and attention to get love. That's probably true. But whatever the reason is, to a certain extent, that's why a man needs a woman and a woman needs a man. Each sees the value of the partner in a different way. And, conventionally, a woman needs a man to feel that she is a woman and a man needs a woman to feel that he is a man.



Do you think so?





0 komentar: